Minggu, 26 Oktober 2014

Yoga Kehamilan (Prenatal Yoga) sebagai Upaya Optimalisasi Derajat Kesehatan Ibu Hamil



Yoga Kehamilan (Prenatal Yoga) sebagai Upaya Optimalisasi Derajat Kesehatan Ibu Hamil
Faiqa Himma Emalia


Negara Indonesia membutuhkan generasi bangsa yang unggul sebagai elevator pembangunan bangsa. Pembentukan generasi yang unggul dapat dimulai sedini mungkin, bahkan saat janin berada dalam kandungan ibu sebab pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal akan melahirkan bibit-bibit generasi bangsa yang brilian. Maka sudah sewajarnya kesehatan ibu menjadi perhatian seluruh elemen bangsa karena kesehatan ibu merupakan faktor penentu utama perkembangan janin. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil, diantaranya faktor nutrisi, kesehatan mental, usia ibu, riwayat kesehatan ibu sebelumnya dan status kesehatan saat ini, aktivitas fisik, serta faktor-faktor lainnya.
Sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan secara holistik, ibu hamil perlu meningkatkan aktivitas fisik selama kehamilan dalam hal ini olahraga. Olahraga dapat dilakukan oleh ibu hamil yang sehat dan tidak berisiko. Sebaiknya, sebelum memasuki masa kehamilan, calon ibu telah membiasakan diri untuk berolahraga sehingga olahraga dapat dilanjutkan saat memasuki masa kehamilan dengan intensitas dan frekuensi lebih rendah. Olahraga-olahraga yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil adalah olahraga yang ringan dan non kompetitif, seperti bersepeda, berenang, jalan kaki, aerobic low impact (tidak menggunakan gerakan loncat), dan senam hamil. Senam hamil sebaiknya dilakukan saat ibu memasuki trimester kedua atau sekitar 20-22 minggu usia kehamilan sampai menjelang persalinan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kini terdapat olahraga yang banyak diminati oleh ibu hamil yang tinggal di perkotaan, yaitu yoga kehamilan (prenatal yoga).
Bedasarkan data empiris, ibu hamil merasakan dampak positif lebih besar dari aktivitas yoga kehamilan daripada senam hamil biasa. Fakta ini diperkuat dengan berbagai penemuan ilmiah, diantaranya David (2013) mengungkap hasil penelitiannya bahwa yoga dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil dan menjadi terapi yang aman untuk mengganti penggunaan obat anti depresan. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa yoga tidak hanya dapat menurunkan stress, kecemasan, dan depresi, tetapi juga menurunkan rasa nyeri yang dialami ibu hamil, serta meningkatkan potensi kelahiran yang positif (Babbar,dkk., 2012; Beddoe, Yang, Kennedy, Weiss, & Lee, 2009; Curtis, dkk., 2012; Ji & Han, 2010; Satyapriya, Nagendra, Nagarathna, & Padmalatha, 2009 dalam Davis, 2013). Selain meningkatkan kesehatan mental ibu hamil, yoga kehamilan juga meningkatkan nafsu makan dan kualitas tidur ibu hamil (Mitchell, 2012). Tentu peningkatan nafsu makan dan kualitas tidur ini akan berkorelasi terhadap peningkatan kualitas hidup ibu hamil sehingga secara langsung meningkatkan status kesehatannya. Bahkan, penelitian Narendran, Nagarathna, Gunasheela, dan Nagendra (2005) dalam Reis (2011) menemukan bahwa yoga kehamilan berkontribusi terhadap penurunan angka preeklampsia, pengurangan risiko kelahiran prematur, pengurangan risiko urgensi caesaria, dan penurunan risiko kematian fetal.
Setelah mengetahui manfaat yoga kehamilan yang dibuktikan secara ilmiah, tentu para calon ibu ingin mengetahui lebih dalam, mengapa yoga kehamilan memberikan manfaat yang besar. Hal ini dikarenakan yoga tidak hanya mendorong ibu hamil untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh melalu gerakan Asana, tetapi juga membantu ibu berlatih metode pernapasan yang baik melalui teknik Pranayama. Teknik pernapasan pada yoga kehamilan akan membantu ibu untuk mengatur pernapasan pada saat persalinan yang berkorelasi terhadap penurunan nyeri persalinan. Kemudian, selain gerakan Asana dan pengaturan nafas Pranayama, yoga juga membantu ibu hamil mencapai relaksasi optimal melalui proses meditasi atau Dyana. Proses meditasi ini membuat ibu hamil menjadi lebih rileks, nyaman, dan tidak tegang.
Bedasarkan pemaparan di atas, yoga kehamilan telah terbukti secara ilmiah meningkatkan kesehatan ibu hamil yang akan berpengaruh terhadap kesehatan janin. Oleh karena itu, yoga kehamilan dapat menjadi rekomendasi bagi ibu hamil yang ingin melewati proses kehamilan dan persalinan yang sehat. Apabila ibu hamil rutin melakukan yoga kehamilan 2-3 kali dalam seminggu bukan tidak mungkin masa kehamilan yang penuh dengan keluhan menjadi masa kehamilan yang menyenangkan dan menggairahkan.

Referensi:
Mitchell, Jennifer L. (2012). Yoga Effects on Prenatal Depression. (Disertasi Doktor). Diakses dari: ProQuest. UMI Number: 3518833
Davis, Kyle J. (2013). The Feasibility of Yoga in the Treatment of Antenatal Depression and Anxiety: A Pilot Study. (Thesis Master). Diakses dari: ProQuest. UMI Number: 3592273
Reis, Pamela J. (2011). Prenatal Yoga Practice in Late Pregnancy and Pattering of Change in Optimism, Power, and Well-Being. (Disertasi Doktor). Diakses dari: ProQuest. UMI Number: 3456492

Tidak ada komentar:

Posting Komentar