Yoga
Kehamilan (Prenatal Yoga) sebagai
Upaya Optimalisasi Derajat Kesehatan Ibu Hamil
Faiqa
Himma Emalia
Negara Indonesia membutuhkan generasi bangsa yang
unggul sebagai elevator pembangunan bangsa. Pembentukan generasi yang unggul dapat
dimulai sedini mungkin, bahkan saat janin berada dalam kandungan ibu sebab pertumbuhan
dan perkembangan janin yang optimal akan melahirkan bibit-bibit generasi bangsa
yang brilian. Maka sudah sewajarnya kesehatan ibu menjadi perhatian seluruh
elemen bangsa karena kesehatan ibu merupakan faktor penentu utama perkembangan
janin. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil, diantaranya faktor
nutrisi, kesehatan mental, usia ibu, riwayat kesehatan ibu sebelumnya dan
status kesehatan saat ini, aktivitas fisik, serta faktor-faktor lainnya.
Sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan secara
holistik, ibu hamil perlu meningkatkan aktivitas fisik selama kehamilan dalam
hal ini olahraga. Olahraga dapat dilakukan oleh ibu hamil yang sehat dan tidak
berisiko. Sebaiknya, sebelum memasuki masa kehamilan, calon ibu telah
membiasakan diri untuk berolahraga sehingga olahraga dapat dilanjutkan saat
memasuki masa kehamilan dengan intensitas dan frekuensi lebih rendah.
Olahraga-olahraga yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil adalah olahraga yang
ringan dan non kompetitif, seperti bersepeda, berenang, jalan kaki, aerobic low impact (tidak menggunakan
gerakan loncat), dan senam hamil. Senam hamil sebaiknya dilakukan saat ibu
memasuki trimester kedua atau sekitar 20-22 minggu usia kehamilan sampai
menjelang persalinan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kini
terdapat olahraga yang banyak diminati oleh ibu hamil yang tinggal di
perkotaan, yaitu yoga kehamilan (prenatal
yoga).
Bedasarkan data empiris, ibu hamil merasakan dampak
positif lebih besar dari aktivitas yoga kehamilan daripada senam hamil biasa.
Fakta ini diperkuat dengan berbagai penemuan ilmiah, diantaranya David (2013)
mengungkap hasil penelitiannya bahwa yoga dapat dilakukan untuk menurunkan
kecemasan pada ibu hamil dan menjadi terapi yang aman untuk mengganti
penggunaan obat anti depresan. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa yoga
tidak hanya dapat menurunkan stress, kecemasan, dan depresi, tetapi juga menurunkan
rasa nyeri yang dialami ibu hamil, serta meningkatkan potensi kelahiran yang
positif (Babbar,dkk., 2012; Beddoe, Yang, Kennedy, Weiss, & Lee, 2009;
Curtis, dkk., 2012; Ji & Han, 2010; Satyapriya, Nagendra, Nagarathna, &
Padmalatha, 2009 dalam Davis, 2013). Selain meningkatkan kesehatan mental ibu
hamil, yoga kehamilan juga meningkatkan nafsu makan dan kualitas tidur ibu
hamil (Mitchell, 2012). Tentu peningkatan nafsu makan dan kualitas tidur ini
akan berkorelasi terhadap peningkatan kualitas hidup ibu hamil sehingga secara
langsung meningkatkan status kesehatannya. Bahkan, penelitian Narendran,
Nagarathna, Gunasheela, dan Nagendra (2005) dalam Reis (2011) menemukan bahwa
yoga kehamilan berkontribusi terhadap penurunan angka preeklampsia, pengurangan
risiko kelahiran prematur, pengurangan risiko urgensi caesaria, dan penurunan
risiko kematian fetal.