Sabtu, 20 September 2014

Inisiasi Menyusu Dini: Momen Termesra di Dunia

 Oleh Cita Mahdah

Bila ditanya momen apa yang paling diingat selama hidup, apa jawaban Anda? Apakah momen ketika Anda juara kelas? Pertama kali dilamar kekasih? Atau ketika Anda pertama kali mendapatkan berita bahwa Anda positif hamil? Kenyataannya, banyak ibu yang menjawab bahwa momen yang paling diingat selama hidup adalah ketika pertama kali kulit seorang ibu bersentuhan dengan bayinya. Apakah Anda bisa membayangkan bagaimana rasanya mengalami momen itu?
Kita semua sudah tidak asing dengan istilah ASI Eksklusif bukan? Pengertian ASI Eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2005) adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi sejak lahir tanpa makanan dan minuman tambahan lain kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes/sirup sampai bayi berusia enam bulan. Ramainya kampanye ASI Eksklusif oleh para tenaga kesehatan ataupun pemerhati kesehatan tentu karena besarnya manfaat dari ASI Ekslusif sendiri. Namun, walaupun besarnya manfaat yang akan didapat, masih banyak para ibu yang belum berhasil melakukannya. Oleh karena itu, WHO mengkampanyekan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk mencapai keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.
IMD adalah suatu proses pemberian ASI pada saat bayi baru lahir, kemudian membiarkan bayi mencari dan menghisap sendiri puting ibunya dengan kondisi adanya kontak kulit antara ibu dan bayi setidaknya dalam waktu 60 menit pertama setelah bayi lahir.  IMD sendiri dapat dilakukan bila keadaan ibu dan bayi stabil. Lalu mengapa IMD sangat penting?
Menurut peneliti (Edmond, 2006), IMD merupakan kunci strategi pencegahan kematian bayi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa promosi kegiatan IMD mempunyai dampak besar dalam konstribusi pencegahan kematian bayi yang sesuai dengan tujuan Millenium Development Goal (MDG). Sebanyak 16% kematian bayi akan terhindarkan jika dilakukan pemberian ASI pada hari pertama, dan sebanyak 22% jika diberikan ASI sejak 1 jam pertama setelah proses persalinan”. Selain menurunkan resiko kematian bayi, IMD juga dapat mencegah hipotermia (turunnya suhu tubuh bayi), menstabilkan nafas dan denyut jantung ibu dan bayi, transfer bakteri baik dari ibu ke bayi untuk ketahanan sistem perncernaan. Selain itu, IMD juga memberikan kesempatan kepada bayi untuk mendapat kolostrum yang kaya antibodi untuk kekebalan tubuhnya. Penelitian dari Himani, Kaur, dan Kumar tahun 2011 membuktikan bahwa IMD dapat meningkatkan “maternal-infant bonding”. Maternal Infant Bonding merupakan ikatan yang dirasakan oleh ibu dan bayi baru lahir dimana ikatan ini akan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Ibu yang mendapatkan momen maternal-infant bonding dari IMD memiliki ikatan yang lebih kuat dengan anaknya setelah beberapa tahun kemudian (Himani, Kaur, & Kumar, 2011)

Sabtu, 06 September 2014

Intim dan Harmonis Selama Hamil

Oleh : Rosaning Harum Mediansari

Kehamilan pasti merupakan kabar gembira untuk kita semua. Ada yang mengatakan anak adalah perekat keluarga, begitu pun kehamilan menjadi perekat hubungan pasangan suami istri (pasutri). Namun, terkadang suasana hati calon ibu yang berubah–ubah selama hamil, bagaikan datang bulan setiap hari, membuat hubungan kurang menyenangkan. Begitupula hubungan di kamar tidur.  Sesekali ibu bisa merasa sangat seksi dan kecanduan seks, lalu kemudian merasa penumpukan lemaknya meningkat begitu buruk dan menjadikannya merasa tidak bergairah untuk melakukan hubungan seksual. Belum lagi jika ada petuah orang tua yang melarang hubungan seks selama hamil.

Secara umum, hormon progesteron dan esterogen yang meningkat tajam selama kehamilan menyebakan perubahan-perubahan pada tubuh yang kemudian meningkatkan libido. Esterogen meningkatkan pelumasan vagina, meningkatkan kepekaan payudara dan puting susu, serta memperlancar aliran darah ke daerah panggul. Bertambahnya lekukan-lekukan di seputar panggul bisa membuat perasaan lebih seksi. Namun, jika ada ibu yang tidak menginginkan hubungan seksual karena kehamilannya, itu adalah hal yang normal. Karena perubahan hormon-hormon dalam tubuh dapat membuat seorang ibu tidak nyaman, terutama di awal dan akhir kehamilan dengan hadirnya mual, muntah, dan perasaan lelah. Meski normal, hal ini bisa menjadi kekhawatiran. Karena dalam banyak hubungan, seks seringkali dianggap simbol dari kondisi keharmonisan hubungan secara keseluruhan. Jika seks tidak ada, keintiman dan keharmonisan dianggap hilang.

Sebuah survei yang dilakukan di daerah Tangerang tahun 2011 menemukan bahwa 50% ibu hamil tidak menemukan kebahagian saat berhubungan intim. Umumnya ibu hamil khawatir hubungan seksual melukai bayi dan orgasme bisa menyebabkan keguguran. Dari penelitian tersebut didapatkan pula kecemasan yang menjadi alasan istri melakukan hubungan seksual, diantaranya takut suami marah jika menolak, takut suami menganggap istri sengaja mencari alasan, dan takut suami melirik wanita lain. Jika hal ini terjadi, kemungkinan besar keharmonisan pasutri tidak sebaik sebelumnya. Pada kondisi ini,  ibu hamil sebaiknya selalu berpikir positif, karena stress bisa sangat mempengaruhi kondisi ibu dan janin.

Hal paling sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga pikiran ibu adalah berbicara dengan suami. Tidak perlu memaksakan untuk meningkatkan dorongan seksual, namun perlu bagi setiap pasangan suami istri untuk terus memunculkan sensualitas dan hasrat dalam hubungan. Sensualitas dan hasrat ini bisa didapatkan dengan menemukan cara-cara lain secara fisik dan emosional yang mampu menjalin ikatan yang intim dan harmonis dengan pasangan. Pastikan bahwa hubungan berjalan pada tingkatan-tingkatan yang lebih dalam.
Berikut ini ada beberapa saran untuk para suami yang dapat membantu membuat ibu merasa nyaman terhadap dirinya sendiri dan bahkan menganggap suami dapat menjalankan perannya dengan lebih baik, serta mampu mengurangi stres ibu :