Senin, 03 Oktober 2016

Mengenal Lotus Birth sebagai Bagian Proses Kelahiran Alami



Oleh: Monita Lia Anggraeni

Dewasa ini tengah digencarkan gerakan back to nature yang akhirnya juga terjadi dalam trend proses persalinan. Salah satu proses persalinan yang sedang populer adalah Lotus Birth, yakni proses persalinan alami tanpa memotong tali pusat bayi dimana tali pusat akan dibiarkan terlepas secara alamiah. Tali pusat merupakan penghubung antara bayi dengan plasenta ibu dan berfungsi untuk menyalurkan nutrisi penting serta oksigen dari ibu ke janin. Setelah persalinan, rata-rata plasenta dan tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu 3-10 hari (Buckley, 2002).

Lotus birth sebagai bagian dari metode gentle birth, merupakan gerakan back to nature yang hendak mengembalikan kearifan lama dalam hidup manusia. Filosofi praktik Lotus Birth di era modern terkait fenomena gaya hidup saat ini, ketika manusia menemukan berbagai teknologi dan ingin hidupnya lebih cepat, praktis, dan nyaman. Namun, teknologi juga membawa dampak pada terganggunya harmoni kehidupan, termasuk pada bayi baru lahir. Ketika kita menghilangkan unsur-unsur kerumitan, maka secara tidak sadar kita telah kehilangan manfaat tersembunyi di balik suatu peristiwa alamiah. Ketika kita membiarkan tali pusat bayi digunting saat bayi telah dilahirkan, hal tersebut mengakibatkan bayi kehilangan manfaat plasenta pada awal kehidupannya di dunia.  Selain berpedoman pada gerakan back to nature, praktik Lotus Birth sendiri diaplikasikan karena adanya nilai budaya tertentu, seperti budaya Bali dan sebagian masyarakat Australia (Weckert & Hancock, 2008).

Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga digunakan untuk  tambahan antibacterial. Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik, plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi  dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah minggu pertama pasca persalinan.

Pakar Lotus Birth, Dr. Sarah Buckley, mengemukakan bahwa proses pemotongan bagian tubuh akan menimbulkan perlukaan. Sebagai reaksi terhadap adanya luka, tubuh melakukan proses peradangan guna menyembuhkan luka. Darah dipompa lebih banyak ke daerah luka, sehingga daerah  tersebut berdenyut dan  menimbulkan rasa tidak nyaman. Itu pula yang terjadi saat tali pusat bayi dipotong. Bagian perut bayi mengalami perlukaan, menimbulkan rasa tidak nyaman ketika  luka berdenyut. Ketika plasenta dilahirkan -sesaat setelah bayi lahir- organ itu sebenarnya masih menyalurkan darah yang kaya nutrisi dan zat-zat mineral (ureum, natrium, iron dan sebagainya), serta oksigen kepada bayi. Lebih lanjut, Dr Sarah Buckley mengatakan bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah yang dikenal sebagai transfusi plasenta jika plasenta tidak dipotong. Darah transfusi ini mengandung zat besi, sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama kehidupannya. Pemotongan tali pusat akan memutus penyaluran darah dan oksigen tersebut, sehingga bayi kehilangan kesempatan untuk mendapat sekitar 30 mililiter darah dari plasenta, yang nutrisinya sebanding dengan 600 mililiter darah orang dewasa.

Pandangan lain mengenai manfaat Lotus Birth dapat ditilik dari penelitian Cochrane Pregnancy and Childbirth Group pada tahun 2011. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang berefek pada ibu ketika tali pusat segera dipotong saat bayi lahir dan tali pusat yang tidak segera dipotong setelah bayi lahir. Namun, peneliti menemukan adanya manfaat jika tali pusat bayi tidak segera dipotong (dibiarkan sekitar 3 menit) setelah bayi lahir. Manfaat yang ditimbulkan adalah bayi mendapatkan hemoglobin lebih tinggi dan lebih terhindar dari kekurangan zat besi selama enam bulan pertama kelahirannya. Penelitian lain dari Weckert dan Hancock tahun 2008 menjelaskan bahwa menunda pemotongan atau clamping tali pusat bayi selama 3 menit setelah plasenta berhenti berdenyut dapat menghindarkan bayi kekurangan hemoglobin dan zat besi. The Royal College of Obstetricians and Gynecologists tahun 2008 menyatakan bahwa tali pusat bermanfaat jika dipotong beberapa menit setelah bayi lahir dan denyut plasenta berhenti, namun tidak bermanfaat jika tidak dipotong sampai beberapa hari seperti praktik Lotus Birth. Tali pusat yang tidak dipotong sampai beberapa hari justru rentan terkena infeksi yang membahayakan bayi apabila keluarga tidak dapat merawat tali pusat dengan baik. Setelah plasenta tak lagi berdenyut, sirkulasi terhenti dan tidak ada peredaran nutrisi lagi untuk bayi (O’Brien dalam CBSNews, 2013).

Setiap ibu memiliki alasan tersendiri tentang keputusan dalam memilih metode Lotus Birth. Beberapa alasan ibu dan keluarga memilih metode Lotus Birth antara lain tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat, supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, dan memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat. Ada pula ibu yang memilih Lotus Birth sebagai penghormatan terhadap plasenta atau bagian dari budaya. Jadi, apakah Ibu hendak memilih Lotus Birth sebagai bagian dari persalinan alami Ibu?


Daftar Pustaka
Buckley, Sarah. J, (2008). Gentle Birth, Gentle Mothering. Brisbane : Celestial Arts
Buckley, Sarah J. (2002). Lotus birth: A ritual for our times. Yarra Glen: uqconnect
Castillo, Michelle. (2013). Lotus birth advocates argue against cutting umbilical cord. Diakses dari:  http://www.cbsnews.com/news/lotus-birth-advocates-argue-against-cutting-umbilical-cord/
Jaslow, Ryan. (2013). Not cutting umbilical cord immediately may boost baby's health. Diakses dari:  http://www.cbsnews.com/news/not-cutting-umbilical-cord-immediately-may-boost-babys-health/
Lotus Fertility. (n.d). Common Questions about Neonatal Umbilical Integrity (Lotus Birth) : A Resource Diakses dari: http://www.lotusfertility.com/Lotus_Birth_Q/Lotus_Birth_QA.html
Weckert, Rosemary & Hancock, Heather. (2008). The importance of delayed cord clamping for *Aboriginal babies: A life-enhancing advantage. Journal of The Australian College of Midwives, 21, 4, 165-170. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.wombi.2008.09.004

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar