Oleh: Monita Lia Anggraeni
Dewasa ini tengah
digencarkan gerakan back to nature yang
akhirnya juga terjadi dalam trend proses persalinan. Salah satu proses
persalinan yang sedang populer adalah Lotus
Birth, yakni proses persalinan alami tanpa memotong tali pusat bayi dimana
tali pusat akan dibiarkan terlepas secara alamiah. Tali pusat merupakan penghubung antara
bayi dengan plasenta ibu dan berfungsi untuk menyalurkan nutrisi penting serta oksigen
dari ibu ke janin. Setelah persalinan, rata-rata plasenta dan tali pusat akan
lepas dengan sendirinya dalam waktu 3-10 hari (Buckley, 2002).
Lotus birth sebagai bagian dari metode gentle birth, merupakan gerakan back to nature yang hendak mengembalikan
kearifan lama dalam hidup manusia. Filosofi praktik Lotus Birth di era modern terkait fenomena gaya hidup saat ini,
ketika manusia menemukan berbagai teknologi dan ingin hidupnya lebih cepat,
praktis, dan nyaman. Namun, teknologi juga membawa dampak pada terganggunya
harmoni kehidupan, termasuk pada bayi baru lahir. Ketika kita menghilangkan
unsur-unsur kerumitan, maka secara tidak sadar kita telah kehilangan manfaat
tersembunyi di balik suatu peristiwa alamiah. Ketika kita membiarkan tali pusat
bayi digunting saat bayi telah dilahirkan, hal tersebut mengakibatkan bayi
kehilangan manfaat plasenta pada awal kehidupannya di dunia. Selain berpedoman pada gerakan back to nature, praktik Lotus Birth sendiri diaplikasikan karena
adanya nilai budaya tertentu, seperti budaya Bali dan sebagian masyarakat
Australia (Weckert & Hancock, 2008).
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan
plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain, lalu
didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta atau wadah
yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga
plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau busuk. Garam
laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan plasenta.
Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk tumbuh-tumbuhan
seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga
digunakan untuk tambahan antibacterial. Apabila tindakan
pengeringan plasenta tidak diterapkan dengan baik, plasenta akan memiliki bau
yang berbeda, bau tersebut dapat diatasi
dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan setelah
minggu pertama pasca persalinan.
Pakar Lotus Birth,
Dr. Sarah Buckley, mengemukakan bahwa proses pemotongan bagian tubuh akan menimbulkan
perlukaan. Sebagai reaksi terhadap adanya luka, tubuh melakukan proses
peradangan guna menyembuhkan luka. Darah dipompa lebih banyak ke daerah luka, sehingga
daerah tersebut berdenyut dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Itu pula yang
terjadi saat tali pusat bayi dipotong. Bagian perut bayi mengalami perlukaan,
menimbulkan rasa tidak nyaman ketika
luka berdenyut. Ketika plasenta dilahirkan -sesaat setelah bayi lahir- organ itu sebenarnya masih menyalurkan
darah yang kaya nutrisi dan zat-zat mineral (ureum, natrium, iron dan
sebagainya), serta oksigen kepada bayi. Lebih lanjut, Dr Sarah Buckley
mengatakan bayi akan menerima tambahan 50-100 ml darah yang dikenal sebagai transfusi
plasenta jika plasenta tidak dipotong. Darah transfusi ini mengandung zat besi,
sel darah merah, keping darah dan bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi
bayi sampai tahun pertama kehidupannya. Pemotongan tali pusat akan memutus
penyaluran darah dan oksigen tersebut, sehingga bayi kehilangan kesempatan
untuk mendapat sekitar 30 mililiter darah dari plasenta, yang nutrisinya
sebanding dengan 600 mililiter darah orang dewasa.
Pandangan lain mengenai manfaat Lotus Birth dapat ditilik dari penelitian Cochrane Pregnancy and
Childbirth Group pada tahun 2011. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan yang berefek pada ibu ketika tali pusat segera dipotong
saat bayi lahir dan tali pusat yang tidak segera dipotong setelah bayi lahir.
Namun, peneliti menemukan adanya manfaat jika tali pusat bayi tidak segera dipotong
(dibiarkan sekitar 3 menit) setelah bayi lahir. Manfaat yang ditimbulkan adalah
bayi mendapatkan hemoglobin lebih tinggi dan lebih terhindar dari kekurangan
zat besi selama enam bulan pertama kelahirannya. Penelitian lain dari Weckert
dan Hancock tahun 2008 menjelaskan bahwa menunda pemotongan atau clamping tali pusat bayi selama 3 menit
setelah plasenta berhenti berdenyut dapat menghindarkan bayi kekurangan
hemoglobin dan zat besi. The Royal College of Obstetricians and Gynecologists
tahun 2008 menyatakan bahwa tali pusat bermanfaat jika dipotong beberapa menit
setelah bayi lahir dan denyut plasenta berhenti, namun tidak bermanfaat jika
tidak dipotong sampai beberapa hari seperti praktik Lotus Birth. Tali pusat yang tidak dipotong sampai beberapa hari
justru rentan terkena infeksi yang membahayakan bayi apabila keluarga tidak
dapat merawat tali pusat dengan baik. Setelah plasenta tak lagi berdenyut,
sirkulasi terhenti dan tidak ada peredaran nutrisi lagi untuk bayi (O’Brien
dalam CBSNews, 2013).
Setiap ibu memiliki alasan tersendiri tentang keputusan dalam
memilih metode Lotus Birth. Beberapa
alasan ibu dan keluarga memilih metode Lotus
Birth antara lain tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara
memotong tali pusat, supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan
damai, dan memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada
waktu yang tepat. Ada pula ibu yang memilih Lotus
Birth sebagai penghormatan terhadap plasenta atau bagian dari budaya. Jadi,
apakah Ibu hendak memilih Lotus Birth
sebagai bagian dari persalinan alami Ibu?
Daftar Pustaka
Buckley, Sarah. J, (2008). Gentle Birth, Gentle Mothering. Brisbane
: Celestial Arts
Buckley, Sarah J. (2002). Lotus birth: A ritual for our times.
Yarra Glen: uqconnect
Castillo, Michelle. (2013). Lotus birth advocates argue against cutting
umbilical cord. Diakses dari: http://www.cbsnews.com/news/lotus-birth-advocates-argue-against-cutting-umbilical-cord/
Jaslow, Ryan. (2013). Not cutting umbilical cord immediately may
boost baby's health. Diakses dari: http://www.cbsnews.com/news/not-cutting-umbilical-cord-immediately-may-boost-babys-health/
Lotus Fertility. (n.d). Common Questions about Neonatal Umbilical
Integrity (Lotus Birth) : A Resource Diakses dari: http://www.lotusfertility.com/Lotus_Birth_Q/Lotus_Birth_QA.html
Weckert, Rosemary & Hancock,
Heather. (2008). The importance of delayed cord clamping for *Aboriginal
babies: A life-enhancing advantage. Journal
of The Australian College of Midwives, 21, 4, 165-170. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.wombi.2008.09.004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar